Selasa, 28 Oktober 2014

(???)

Satu minggu tepat ritme itu menghilang. Aku masih merasa sehilang dan masih bertanya, kenapa jadi sesedih ini dan sehilang ini(?) Hp kutumpuk di bawah gunungan kertas di mejaku, agar aku tidak menoleh ketika ada notifikasi masuk.

Beberapa hari lalu, aku - kamu - diantara orang-orang yang sama-sama kita kenal. Kamu bertanya aku kenapa? Aku bilang aku baik. Aku tetap diam sibuk dengan percakapan maya di layar hp ku. Kamu melanjutkan percakapanmu, masih asik dengan percakapan yang samar-samar ikut masuk ke telingaku. Aku masih diam. Kamu berdiri di depanku, melihat ke arahku mengulangi pertanyaanmu. Aku masih mengulangi jawabanku. Aku baik. Kamu bilang pasti ada apa-apa. Aku kembali menjawab kalau aku baik, tidak ada apa apa. -Aku tak yakin kamu tak tahu aku kenapa, tapi bisa jadi memang kamu tidak sadar dan tidak tahu aku kenapa- Aku lebih banyak diam saat pulang, sibuk dengan isi kepalaku sendiri. Sampai di rumah, seperti biasa mencuci muka - meluruskan kaki di kasur dengan hp di tangan - dalam hati masih ada sedikit harap namamu muncul kembali - nyatanya tidak, hingga aku tertidur, memilih meninggalkan benda kotak sebesar telapak tangan itu di kamarku, lalu tidur di ruang sebelah - ritme ini benar-benar selesai. Titik. Kita akan kembali ke tempat kita masing-masing. Aku di tempatku. Kamu di tempatmu. Kita tetap bertemu, tertawa, bicara seperti biasa, berbagi lagu yang aku atau kamu sedang dengarkan melalui earphone yang terpasang di telinga dan seperti tidak ada apa-apa karna memang tak ada apa-apa kan(?) Tak pernah ada apa-apa.

Aku terbangun pukul 6.30 esoknya. Rumah terasa kosong dan membuatku semakin terasa tercekik. Aku sadar, aku cuma takut sendirian. Aku cuma tak mau sendiri. Aku takut ditinggal. Di perjalanan ke kantor aku baru membuka sosial media, muncul accountmu mempost sesuatu, aneh mataku menjadi panas, mungkin karna hari itu aku duduk dekat jendela yang terbuka lebar dan matahari sedang sangat terik bersinar. -Kamu, apa kamu menemukan teman berbagi baru?-

Aku membeli satu ember es krim vanilla dengan banyak potongan coklat sesampai di kantor, lalu naik ke ruanganku. Menghabiskannya sendiri seharian di sela-sela pekerjaan yang penuh di kepala, dengan earphone di telinga memainkan lagu volume maksimal. Aku akan cepat sembuh.

Malamnya aku membeli aneka barang, makan yang enak, dan bernyanyi tolol hingga pukul setengah 3 pagi. Aku mau sampai rumah lelah dan tak ingat kalau aku - kamu punya kebiasaan bicara sebelum tidur. Bangun pukul 10, masih dengan rasa hilang yang sangat mengganggu. Terima kasih untuk tugas kuliah, uts dan payroll yang mengirim upahku tepat waktu. akhir pekan kuhabiskan dengan memenuhi kepalaku dengan deadline tugas dan belajar. Aku takut pulang ke rumah dan sendirian.

Aku lelah bertanya ke kepalaku sendiri selama sepekan, Apa yang salah? Apa di percakapan terakhir kita aku ada salah bicara? Sepertinya kita sedang baik-baik saja. Dibanding ada berpuluh percakapan yang memiliki potensi untuk diakhiri saja. Ini sama sekali bukan yang seperti itu. Kamu justru sangat baik-baik saja beberapa hari sebelumnya, kamu mencari topik baru, kita masih mendebatkan sesuatu yang aneh seperti biasanya. Lalu kenapa?

Kamu sempat mengirim pesan untuk menanyakan sesuatu, kemudian kamu mengakhirinya dengan hanya membaca pesanku, di beberapa hari selanjutnya sama, kamu mengirim pesan, aku bertanya, kamu hanya membacanya. Oke. Selesai. Aku harus sadar, kamu hanya ingin bilang -sudah ya-

Kamu punya mimpi atau imaji lain yang di dalamnya aku tidak ada. Aku lelah bertanya kenapa, mengapa, karna jawabannya sebenarnya sudah ada. Aku hanya perlu berdamai dengan diriku sendiri. Dan kita -aku, kamu- akan tetap baik-baik saja.

 Just wondering, will you or did you share your weirdest dream that you share with me to others?
will you or did you tell others that you aren't a human? will you or did you send many pics of that lil boy to others?

*Things to learn
Sometimes people share something doesn't mean anything, they share just because they want to share.
Sometimes people share a song doesn't mean they want to share the meaning of that song, they share it just because they want to let us know their favorite song.
Sometimes God only lend us something to teach us something.
Sometimes we just need to forgive our self.

Notifikasi setelah pukul 12 siang sudah terganti dengan tebak gambar dari line ............
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar