sepotong cerita di bulan penuh awan
satu waktu aku kembali melihat ekor matamu
(lagi-lagi itu membuatku terpaksa menarik bibirku sambil menyipitkan mata)
lagi-lagi kamu melihatku seperti itu,
seperti biasa aku menyapamu
tenang menjawab sapa bodohku dengan bahasa tubuhmu
ekor matamu yang melirik ke arahku
tak sampai 2 detik
menelusuri
kadang hanya diam
menjaga sikapmu
kadang berkomentar lugu
sesederhana itu
membuatku cepat-cepat menyingkir
takut
takut terlalu senang
sadar atau tidak
aku tau, kamu mulai menjaga sikapmu
dan
aku setuju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar