Mungkin hingga tiba saatnya nanti, kita tak lagi dapat berjumpa,
apalagi saling bertatap mata,
kita (tetap) hanya bisa saling menatap punggung masing-masing dan basa basi menyapa
Tidak bisakah Tuhan membiarkan kita bercengkrama lebih dekat dan . . . .
lebih lama?